Selasa, 22 November 2022

 Kerajaan Mataram: Sejarah Berdiri hingga Kisah Pertempuran dengan BelandaPada suatu ketika terjadi huru-hara perebutan penerus tahta kekuasaan di Kerajaan Pajang antara Pangeran Benowo dengan Arya Pangiri. Pada tahun 1583 Arya Pangiri menjadi Raja Kerajaan Pajang menggantikan Sultan Hadiwijaya. Namun selama berkuasa dia mengabaikan kepentingan rakyat sehingga membuat Pangeran Benowo yang ketika itu menjadi penguasa di Jipang memberontak.


Dengan dibantu oleh Panembahan Senopati, Pangeran Benowo menyerang Pajang yang dipimpin Arya Pangiri. Pajang berhasil dikalahkan dan Pangeran Benowo dinobatkan menjadi raja ketiga.


Namun kekuasaan Pangeran Benowo tidak berlangsung lama, sebab dia lebih memilih untuk menyebarkan agama Islam. Pada tahun 1586 kekuasaan Pangeran Benowo di Pajang berakhir tanpa meninggalkan putra mahkota.


Panembahan Senopati atau Sutawijaya kemudian menjadikan Pajang sebagai negeri bawahan Mataram. Sejak saat itulah kemudian resmi didirikan Kerajaan Mataram. Kerajaan Mataram resmi berdiri sekitar tahun 1586 dan dipimpin oleh Panembahan Senopati, seperti tertulis dalam buku Kitab Terlengkap Sejarah Mataram oleh Soedjipto Abimanyu.



Masa Kepemimpinan Panembahan Senopati

Sebagai pemimpin pertama kerajaan Mataram, Panembahan Senopati berupaya untuk memperluas wilayah kekuasaannya ke berbagai daerah. Madiun dan Ponorogo merupakan dua wilayah yang berhasil ia kuasai pada tahun 1586, di awal masa kepemimpinannya. Disusul dengan seluruh wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur yang berhasil ia taklukan.


Namun ada beberapa wilayah di kawasan Jawa Timur yang tidak dikuasai kerajaan Mataram, yakni Pasuruan, Panarukan, dan Blambangan.


Perluasan wilayah kemudian berlanjut ke Jawa Barat pada tahun 1595, seperti Cirebon dan Galuh.


Sambil memperluas wilayah kekuasan kerajaan Mataram, Panembahan Senopati juga mampu menyelesaikan pemberontakan yang terjadi di dalam kerajaan.


Pada tahun 1601, Sutawijaya atau Panembahan Senopati wafat. Kepemimpinannya kemudian digantikan oleh Anyakrawati atau Mas Jolang, putra dari Panembahan Senopati.


Masa Kepemimpinan Anyakrawati dan Adipati Martapura

Di masa kepemimpinan Mas Jolang, banyak kota-kota yang memberontak dan ingin memisahkan diri dari kerajaan Mataram. Beberapa kota yang melakukan pemberontakan untuk memisahkan diri adalah Ponorogo, Surabaya, dan Demak.


Pemberontakan dilakukan terus-menerus, bahkan hingga Mas Jolang wafat pada tahun 1613. Kemudian kepemimpinan kerajaan Mataram diserahkan kepada Adipati Martapura. Adipati Martapura memerintah kerajaan Mataram dalam waktu yang singkat. Ia kemudian digantikan oleh Sultan Agung.Masa Kepemimpinan Sultan Agung

Dijelaskan dalam buku Sejarah Nasional Indonesia: Masa Prasejarah sampai Masa Proklamasi Kemerdekaan karya M. Juanedi al-Anshori bahwa Sultan Agung adalah sebutan yang berarti raja besar yang sangat berkuasa. Ia memerintah sejak tahun 1613 hingga 1645.



Berkat pemerintahan Sultan Agung, kerajaan Mataram dapat menjadi kerajaan yang paling berkuasa di pulau Jawa, terkhusus Jawa Timur dan Jawa Tengah. Ia juga memperluas wilayah ke Sukadana, Kalimantan dan Cirebon, Jawa Barat.



Saat ingin menguasai Banten, Sultan Agung ditantang oleh pihak Belanda yang datang dan singgah lebih awal di Banten.



Akhirnya terjadi bentrokan di antara kerajaan Mataram dan Belanda. Maka kerajaan Mataram harus berhasil mengalahkan Belanda terlebih dahulu agar dapat menguasai Banten. Adapun pusat kekuasaan Belanda terletak di Batavia.



Kerajaan Mataram kemudian menjatuhkan serangan ke Batavia sebanyak dua kali. Serangan pertama dilakukan pada 1628, tetapi hasilnya gagal. Kemudian disusul dengan serangan kedua pada 1629. Lagi-lagi hasilnya gagal dikarenakan persenjataan Belanda yang sangat luar biasa.



Namun Sultan Agung tidak patah semangat untuk mengalahkan Belanda. Ia melakukan berbagai upaya, seperti membangun jalan-jalan antara Mataram dan Batavia.



Sultan Agung juga bekerja sama dengan Portugis dan Inggris untuk mengalahkan Belanda. Namun cita-citanya tidak tercapai karena Sultan Agung wafat pada 1645

.Biografi Sultan AgungSultan Agung memerintah dari tahun 1613-1645. Pada masa pemerintahannya, wilayah Mataram sangatlah luas terutama ke daerah timur. Wilayah tersebut terbentang dari mulai Karawang bagian barat hingga Pasuruan bagian timur.


Selama masa pemerintahannya, Kerajaan Mataram diusik oleh Belanda. Namun Sultan Agung berhasil menggunakan taktiknya dengan menawarkan kerjasama kepada kompeni Belanda. Awalnya ia melakukan siasat dengan rencana mengajak Jan Pieterszoon Coen, Gubernur Jenderal Belanda, namun ditolak.


Sultan Agung tidak putus dan akhirnya memperbesar angkatan perang Mataram dan mengirimkannya ke Batavia untuk melawan Belanda. Pasukan Mataram pun akhirnya menyerang benteng Belanda menggunakan pedang dan tombak. Serangan tersebut pun gagal.


Sultan Agung kembali mengirim pasukan Mataram ke Batavia pada tahun 1629 dan berhasil merebut Benteng Hollandia. Meski begitu, akhirnya benteng tersebut berhasil direbut kembali oleh Belanda.


Kegagalan merebut Batavia, tidak membuat Sultan Agung mau berdamai dengan Belanda. Oleh karena itu, Sultan Agung dikenal sebagai sosok raja yang tanggung dan gigih dalam melawan Belanda.


Kejayaan dari kerajaan Mataram dipengaruhi juga oleh pribadi Sultan Agung yang ulet, cakap dan memiliki mental yang sangat kuat dibanding raja-raja sebelumnya.


Sultan Agung wafat pada tahun 1645 dan dimakamkan di daerah Imogiri. Mataram setelah sepeninggal Sultan Agung mengalami perpecahan karena adanya perebutan kekuasaan.


Prestasi Sultan Agung

Dalam buku Sejarah SMA Kelas 2 oleh Tugiyono dkk (2004), disebutkan beberapa prestasi yang pernah diraih oleh Sultan Agung selama memerintah sebagai Raja Mataram adalah sebagai berikut:


Menjadikan wilayah Mataram semakin luas yang mencakup Jawa, Madura, Palembang, Jambi, dan Banjarmasin (kecuali Banten dan Batavia)

Melakukan pengawasan langsung wilayahnya dari pemerintah pusat (Kota Gede)

Menjadikan Mataram sebagai pengekspor beras terbesar karena kegiatan ekonomi yang diterapkan adalah bercorak agraris

Menundukkan daerah-daerah sepanjang pantai utara Jawa dan menyerang Belanda lewat operasi militer yang dilakukan secara besar-besaran di bawah pemerintahannya

Mengubah sistem perhitungan tahun Saka menjadi tahun Hijriah sehingga masyarakat Indonesia mengenal kalender Islam

Membuat sebuah karya terkenal yakni Sastra Gending

Menyusun kitab undang-undang yang berisi perpaduan hukum Islam dan adat Jawa yakni Surya alam.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © seni budaya - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -